Kamis, 12 September 2013
Cerpen Persahabatan "Selamat Tinggal Sahabat"
Hi, aku Uwi Pricilla. Aku lahir di wilayah bagian timur Indonesia. Yap! Jayapura, Papua. Suka duka ku selalu ku jalani bersama seorang sahabatku, ia adalah Kiki. Tapi, hari ini berbeda! Aku terbangun di kota kembang, Bandung. Dan harus menjalani hari-hariku tanpa sahabatku, tak apalah. Berat memang rasanya tapi ini semua sudah terjadi.
“Hoaaam” aku bangun dari tidurku, duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawa yang masih berkeliaran ha ha . setelah itu aku menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk sekolah, tentunya sekolah baruku. Beberapa hari di sekolah aku sudah cukup akrab degan orang-orang disekitarku. ada Devi, Dyah, Ike, Icha, Reza, Derry, Asep, Ilham, Angga, risma, dll. Aku bahagia bersama mereka, tapi bukan berarti aku melupakan sahabatku Kiki. Aku menyayangi mereka semua, tdk ingin berpisah.
Hari-hari kami jalani dengan ceria, tak terasa sudah 4 bulan aku tinggal di Bandung. Seperti biasa, di kelas selalu terdengar Gaduh. Ada yang ngerumpi, bicara tentang balapan, ada yang sedih karena kekasihnya, ada juga yang sedang duduk bersama membicarakan hal yg sebenarnya tidak penting. Itulah aku dan teman-temanku, asep, Derry, Icha, Devi, Yuni. Saat kami sedang berbincang, aku iseng memutar sebuah Video komedi horor yang di mana tempatnya berada di Kuburan dan ada makhluk (bohongan) yang menakuti seorang lelaki muda yang nampak berjalan melewati tempat tsb. “entar kalau aku mati, aku juga bakal nakut-nakutin kalian kayak gitu haha” ucap asep yang ternyata ikut menyimak Video Horor tsb. Aku sih menanggapi ucapannya sebuah lelucon. Walaupun aku merasa ganjil degan apa yang dia katakan.
Keesokan harinya di sekolah, pada jam istirahat. Aku duduk di bangku paling belakang sendiri, karena teman sebangku ku sedang mengisi perutnya di kantin. Tapi, tiba-tiba asep duduk disebelahku dan “wii, kamu mau kan jadi sahabatku?” tanyanya penuh harap. “hey, you are kidding me? Asep, kamu itu gak perlu ngomong gitu. Selama ini kan kita sahabatan, kamu dan semua teman-teman kita udah aku anggep sodara sendiri kok. Walaupun kamu itu orangnya rese haha” ucapku lalu tertawa. “hehe, ya udah makasih yah. Oh iya, kalau aku punya salah maafin aku yah” ucapnya cengengesan lalu meminta maaf, aku sebenarnya heran. Dia orang yang super duper nyebelin, rese, nakal, dll berubah hari ini. (mungkin dia insyaf kali) pikirku dalam hati.
Pada saat pelajaran terakhir tidak ada guru, jadi aku iseng nulis lirik lagu di diaryku, tetapi asep malah mengambil balpoint kesayanganku. Jelas aku gak rela, lalu aku mengejar asep yang berlari. Tapi, aku menyerah. “Baru aja tadi minta maaf, sekarang udah mulai lagi. Aku pikir udah insyaf” omelku dan kembali ke tempat duduk sambil cemberut. Beberapa saat kemudian “nih aku kembaliin neng, jangan marah dong. Bercanda doang kok! Maaf yah Hehe” ujarnya yang berusaha merayuku. “ih bodo amat, udah ambil aja sana. Husss… Huss” aku kesal dan mencoba mengusirnya.
Akhirnya bell sekolah berbunyi, aku pulang. Setelah sampai di rumah, aku merebahkan diri di kamar tercinta. Aku tertidur, hanya beberapa menit. Yap! Memang sebentar, itu karena aku mendengar suara ketukan pintu kamar. Aku berjalan dan membuka pintu “wii, temen kamu kecelakaan pulang sekolah tadi. Dan sekarang dia pergi untuk selamanya” ucap Citra, dia adalah teman satu sekolah kebetulan dia juga tetenggaku. Dia memang suka bercanda, jadi aku hampir tidak pernah percaya apa yg dia katakan barusan “halahh, citra sayang. Denger yah, dia itu tadi di sekolah sama-sama aku. Duduk bareng, dia juga masih rese aja sama aku. Jadi gk mungkin” aku mengelak kabar itu “aku SERIUS wii, sekarang dia ada di Rumah Sakit. Kita do’ain aja yah supaya dia tenang di alam sana” ucap citra sambil menekan kata SERIUS, ya! Wajahnya memang sedang terlihat jujur. Tak terasa air mataku jatuh! Aku gak percaya, aku kehilangan seorang sahabatku untuk selamanya. Sekarang aku mengerti kata “MAAF” yg dulu dia katakan kepadaku. “Ya allah, terima dia disisimu ” ucapku dalam hati.
Keesokan harinya diadakan apel pagi, untuk mendo’akan alm. Asep. Aku menangis bersama teman-temanku tidak percaya ini benar-benar terjadi. Tapi, inilah kenyataan! Selamat tinggal Asep Saepi, kami akan selalu menyayangimu.
Aku hanya ingin pesan kepada teman-teman, jika kita mengendarai mesin seperti motor. Setidaknya berhati-hati, jangan ngebut! Karena akan fatal akibatnya. Thanks~
sumber : http://bloggerz-seo.blogspot.com/2013/05/cerpen-persahabatan-selamat-tinggal-sahabat.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar